SELAMAT DATANG DI BLOG FAUZA KHAIR MAYA, DAPATKAN PENGETAHUAN BARU DAN SHARING ILMU

Rabu, 12 September 2012

Pai Baburu (Pergi Berburu)


 

Berburu adalah rutinitas yang sudah tidak asing lagi bagi kaum pria Minangkabau. Dahulu kegiatan ini bertujuan untuk olahraga, namun kini sudah menjadi kebiasaan turun-temurun. Seiring perjalanan waktu, orang–orang sekarang menjadikan kegiatan ini hanya sebagai hobi dan menjadi sebuah ladang bisnis. Jika anjing yang dibawanya pintar berburu, maka anjing tersebut akan mempunyai nilai jual tinggi. Pada zaman sekarang, orang yang pergi berburu layaknya pergikondangan, mereka mengenakan celana jeans, baju bagus dan sepatu yang keren. Orang Minang identik dengan binatang peliharaan contohnya, anjing.Pai Baburu



Di kampung saya Bukittinggi, anjing dirawat sejak kecil dan setelah besar anjing tersebut diajak berburu. Mereka sangat menyayangi binatang ini, kebiasaan mereka tiap pagi dan sore membawa anjing mereka jalan–jalan. Memberi makannya pun teratur 1 sampai 3 kali sehari, tergantung kebiasaan anjing itu sendiri, makanannya pun terkadang telur dan susu. Setiap minggu mereka membawa anjing berburu ke bukit. Saya melihat mereka menggendong anjing layaknya menggendong anak. Terkadang anjing juga buang air di pangkuan mereka. Kalau daerah yang jauh itu mereka berangkat lebih cepat. Seperti ke daerah Lubuk Basung dan Pariaman, bahkan ada yang berangkat dari jam 1 malam. Kegiatan berburu di Bukittingi bertujuan untuk manulak bala(memusnahkan hama), olahraga, serta ada juga orang yang pergi hanya sebatas kesenangan. Umumnya mereka hanya berburu babi. Sekali berburu mereka bisa menangkap 10 hingga 15 ekor bahkan sampai 30 ekor. Tapi kadang ada juga yang tidak membuahkan hasil. Babi itu dibiarkan habis dimakan anjing, tapi kalau ada orang Batak yang ikut, babi itu dibawa pulang lalu dimasak dirumah.
Hari berburu orang Bukittinggi tidak tentu, tergantung oleh waktu luang mereka. Pada umumnya, Kegiatan berburu dalam seminggu dilakukan sebanyak satu hingga tiga kali, umumnya hari Selasa, Sabtu dan Minggu. Mereka berangkat di pagi hari, dan pulang ke rumah sore hari sebelum maghrib. Pada umumnya sehari sebelum pergi, si pemburu memandikan dan memberikan anjing mereka makanan yang enak, seperti telor setengah matang, susu, nasi, dsb. Supaya anjing mereka benar–benar fit keesokan harinya.
Mmm… kebayang kan betapa cintanya orang–orang ini pada anjing mereka. Tak terkecuali di Padangpanjang, banyak sekali orang yang ikut berburu bahkan sudah sampai ribuan. Sekitar lima tahun belakangan, masyarakat kota ini tidak lagi berburu di sekitar Padangpanjang, tapi menyingkir dari daerah Jawo, tepatnya di sebelah selatan Padangpanjang. Selain itu, tidak ada lagi tempat yang tepat untuk berburu karena Padangpanjang adalah kota kecil. Kini mereka pergi berburu keluar daerah, seperti Solok, Kayu Tanam, Batusangkar, Pasaman, Pariaman hingga Payakumbuh. Hal itu disebabkan karena muncak buru (ketua berburu) Padangpanjang sudah meninggal dan sampai sekarang belum ada yang kompeten untuk menggantikanya.
Babi Hutan
Babi Hutan
Tugas muncak buru ini adalah membantu dengan cara mencari dan memberi sumbangan bagi para pemburu yang kehilangan anjing, dan jika anjing mereka mati atau cidera. Sumbangan itu diminta dari para partisipan yang berburu. Para pemburu membawa bekal dari rumah, sepeti nasi, air minum, roti, rokok dan saka (gula merah) untuk anjing mereka jika haus. Sedangkan perlengkapan mereka adalah pisau, piarik (tombak) dan sarung yang digunakan untuk berjaga jika babi atau hasil buruannya mengamuk. Sarungnya akan dilemparkan ke babi tersebut dan babinya mengamuk di sarung itu dan si pemburu punya waktu untuk kabur.
Babi hutan Sumatera
















Babi hutan Sumatera

Sekali berburu, biasanya mereka mendapatkan lima ekor bahkan sepuluh ekor babi. Berburu terbagi dua macam, yang pertama baburu salek (berburu kecil–kecilan) dan baburu alek (besar–besaran). Baburu salek dilakukan oleh beberapa orang pemburu. Biasanya sekitar tiga puluh orang. Sedangkan baburu alek dilakukan oleh banyak pemburu, bahkan turut mengundang pemburu dari daerah lain ke tempat mereka. Sebelum baburu alek dimulai, diadakan acara rundingan atau mufakat untuk menentukan arah mana yang akan dituju pertama kali. Setelah itu mereka berangkat ke medan perburuan. Di sana mereka berpencar dan satu kelompok terdiri dari 20 orang. Umumnya pemburu di Padangpanjang tidak memakai anjing asli kotanya untuk berburu, mereka memilih anjing dari Jakarta yang dapat dibeli di Bancah Laweh (arena pacuan kuda Padangpanjang). Mereka menganggap anjing Padangpanjang kurang cekatan dibandingkan anjing dari Jakarta.

Oleh 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar